Operasional3 Sekolah Rakyat di NTB: Meningkatkan Pendidikan

Pemerintah pusat meluncurkan terobosan baru untuk pendidikan di Nusa Tenggara Barat. Program ini dirancang khusus untuk membantu masyarakat miskin mendapatkan akses belajar berkualitas.

Dua lokasi utama telah dipilih sebagai tempat pembelajaran. Sentra Paramita Mataram dan eks Akper Selong akan menjadi pusat kegiatan. Total ada 225 siswa yang akan menerima manfaat dari inisiatif ini.

Anggaran sebesar Rp100 miliar dialokasikan untuk mendukung program selama tahun pertama. Dana tersebut digunakan untuk kebutuhan dasar seperti makan, perlengkapan, dan proses belajar mengajar.

Kriteria penerima manfaat difokuskan pada keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem. Kabupaten Lombok menjadi salah satu daerah prioritas dalam pelaksanaan program pendidikan ini.

Pengenalan Program Sekolah Rakyat di NTB

Program pendidikan unggulan resmi diluncurkan untuk menjawab tantangan kemiskinan ekstrem. Inisiatif ini digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari strategi nasional.

Latar Belakang dan Tujuan

Data Regsosek 2025 menunjukkan 119.932 jiwa di NTB hidup dalam kemiskinan ekstrem. Program ini hadir untuk memutus siklus tersebut antar generasi.

Berdasarkan catatan BPS, angka kemiskinan ekstrem berhasil turun dari 2,64% (2023) menjadi 2,04% (2024). Capaian ini menjadi dasar pengembangan sistem terpadu.

Tahun Persentase Kemiskinan Ekstrem Target
2023 2,64%
2024 2,04% 1,98%

Konsep asrama menjadi tulang punggung program. Peserta didik dari SD hingga SMA akan tinggal dan belajar dalam satu kompleks. Made Slamet dari Komisi V DPRD NTB menyatakan:

“Dukungan penuh diberikan untuk memastikan keberlanjutan program ini. Pendidikan adalah kunci pembangunan.”

Kementerian Sosial bertugas menyeleksi keluarga miskin yang berhak mengikuti program. Kriteria utama meliputi pendapatan di bawah garis kemiskinan dan kondisi rumah tidak layak.

Inisiatif ini sejalan dengan visi Generasi Emas 2045. Harapannya, peserta didik dari program ini bisa menjadi agen perubahan di masa depan.

Lokasi dan Anggaran Operasional 3 Sekolah Rakyat

Pemilihan lokasi strategis menjadi fondasi utama dalam implementasi program pendidikan ini. Kementerian Sosial menetapkan kriteria khusus untuk memastikan fasilitas memadai bagi peserta didik.

Sentra Paramita Mataram dan Eks Akper Selong

Dua fasilitas utama dipilih berdasarkan kelayakan infrastruktur. Eks Akper Selong menjadi prioritas karena memiliki bangunan kokoh dan ruang belajar yang memenuhi standar.

Berikut perbandingan kesiapan lahan di lima kabupaten:

Kabupaten/Kota Luas Lahan Ketersediaan Fasilitas
Lombok Barat 5,2 hektar 80% siap pakai
Sumbawa Barat 4,8 hektar 75% siap pakai
Lombok Utara 6 hektar Sedang pembangunan

Gumantar di kabupaten Lombok Utara dan Lenek direncanakan sebagai lokasi tahap berikutnya. Pemilihan berdasarkan aksesibilitas dan kebutuhan masyarakat setempat.

Anggaran Rp100 Miliar untuk Tahap Pertama

Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp100 miliar untuk operasional tahun pertama. Dana ini digunakan untuk:

Kepala Dinas Sosial NTB, Nunung Triningsih, menyatakan:

“Kolaborasi antar instansi menjadi kunci sukses program ini. Kami memastikan setiap rupiah memberi manfaat optimal.”

Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah mempercepat distribusi bantuan. Targetnya, seluruh kabupaten Lombok dan Sumbawa Barat memiliki fasilitas memadai dalam dua tahun.

Dampak Sosial dan Pendidikan

Transformasi pendidikan di Nusa Tenggara Barat mulai menunjukkan dampak nyata bagi masyarakat. Program ini tidak hanya memberi akses belajar, tapi juga mengubah pola pikir keluarga kurang mampu tentang pentingnya sekolah.

Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Data menunjukan perbedaan angka miskin ekstrem antara P3KE (282.486 jiwa) dan Regsosek (119.932 jiwa). Perbedaan ini menjadi dasar penyempurnaan program.

Lombok Utara mencatat tingkat kemiskinan tertinggi sebesar 5,79%. Sementara Lombok Tengah hanya 0,72%. Lima kabupaten berhasil menurunkan angka kemiskinan sejak 2023.

Menurut studi terbaru, pendidikan menjadi faktor kunci dalam mobilitas sosial. Sistem pembelajaran terpadu di asrama mempercepat perubahan ini.

Peningkatan Akses Pendidikan

Anak-anak dari keluarga miskin kini bisa bersekolah tanpa biaya. Fasilitas lengkap membuat mereka fokus belajar. “Anak saya sekarang bisa membaca dengan lancar,” ujar seorang warga di Lombok Timur.

Program ini sejalan dengan target SDGs tentang pendidikan berkualitas. Peserta didik tidak hanya mendapat ilmu, tapi juga makanan bergizi dan lingkungan yang mendukung.

Data dari penelitian setempat menunjukkan peningkatan angka melek huruf. Perempuan kini mencapai 83,42%, sementara laki-laki 91,86%.

Kolaborasi pemerintah dan masyarakat menjadi kunci sukses pengentasan kemiskinan melalui pendidikan. Harapannya, lebih banyak lagi anak-anak di provinsi NTB yang merasakan manfaatnya.

Kesimpulan

Inisiatif pendidikan berbasis komunitas ini menunjukkan hasil menggembirakan dalam waktu singkat. Dua lokasi pertama di Mataram dan Selong berhasil memberi akses belajar bagi 225 anak dari keluarga miskin. Pemerintah berkomitmen mengembangkan lima lokasi baru di kabupaten Sumbawa dan Bima tahun depan.

Sinergi antara pemerintah pusat-daerah menjadi kunci keberhasilan program. Seperti contoh di Surabaya, kolaborasi multipihak terbukti efektif tingkatkan kualitas pendidikan.

Pendekatan terpadu ini mendukung visi generasi emas 2045. Melalui pembelajaran berkualitas, anak-anak bisa keluar dari jerat kemiskinan. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan program.

Harapannya, inisiatif sekolah rakyat NTB bisa diperluas ke seluruh wilayah. Dengan begitu, lebih banyak lagi anak di rakyat NTB yang merasakan manfaat pendidikan merata.

Exit mobile version